Dihari jadi Kabupaten Tasikmalaya ke-386, yang tolak penentuan tanggal, bulan dan tahunnya dilatarbelakangi oleh bukti-bukti peninggalan sejarah yang telah ditemukan dan dikumpulkan oleh para sejarawan dan tim perumus terdahulu. Untuk menandai sejarah lahirnya Kabupaten Tasikmalaya dibangun sebuah “MONUMEN GEGERHANJUANG” yang terletak di Desa Linggamulya Kecamatan Leuwisari. Hal tersebut diungkapkan Bupati Tasikmalaya dalam sambutannya yang dibacakan Wakil Bupati Tasikmalaya H. Ade Sugianto dalam acara “Nyukcruk Palemburan, Nata Pamarentahan Di Gegerhanjuang” MILANGKALA TASIKMALAYA KA-907, KABUPATEN TASIKMALAYA KA-386 TAHUN 2018 di Desa Linggamulya Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya, Senin (20/08/2018). Acara tersebut dih adiri Para Kepala SKPD di Lingkungan Pemeritah Kabupaten Tasikmalaya, para ulama pimpinan pondok pesantren, unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, Ketua Tim Penggerak PKK Kab. Tasikmalaya, dan tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Bupati Tasikmalaya mengungkapkan Monumen Gegerhanjuang merupakan ikon historis namun keberadaan komplek monument ini belum lengkap sepenuhnya dibangun. Namun Pemerintah Daerah berkeyakinan spirit psikologislah yang diharapkan memiliki pengaruh lebih kuat. “Spirit sebuah menumen yang memancarkan ketangguhan hati dan ketetapan bathin untuk menghargai dan mewarisi semangat hidup dan semangat juang para leluhur,” tutur Bupati.
Sejarah adalah refleksi, sejarah akan terulang tanpa disadari, sejarah akan memberikan pelajaran, tahun 2018 diusia yang ke-907, tampak semakin nyata bahwa sejarah bukan hanya document masa lalu, sejarah bukan hanya romannya para penutur cerita, namun sejarah adalah cermin bagi masa depan. “Kita bukanlah fajar yang menyingsing, kita hanyalah ayam yang berkokok setelah fajar bersinar” ungkap Bupati.
Dalam kesempatan yang sama Wakil Bupati Tasikmalaya H. Ade Sugianto berharap, Gegerhanjuang akan tumbuh kembang menjadi aset budaya dan aset ilmiah yang bisa terus digali dan dikembangkan. “Minimalna pak Kadis, Pak Asda, taun ieu urang kudu gaduh duplikat, replica prasasti Gegerhanjuang. Urang upayakeun kedah tos aya di tempat ieu,” ungkap Ade.
Ade menginginkan peringatan Gegerhanjuang dilaksanakan secara rutin tiap tahunnya. Akan tetapi bukan sekedar seremonial semata, namun Gegerhanjuang memiliki makna sejarah yang sangat penting bagi cikal bakal tata pemerintahan yang diakui para ahli. Wakil Bupati juga mengintruksikan instansi terkait untuk membentu tim yang akan mengumpulkan benda-benda peninggalan sejarah yang berkaitan dengan Gegerhanjuang, untuk kemudian disimpan dalam sebuah museum sebagai kebanggan warga Kabupaten Tasikmalaya.
Pada kesempatan tersebut dilaksanakan pula penyerahan santunan pada janda dan warga kurang mampu, peletakan batu pertama pembangunan Mushola dan WC umum yang dilanjutkan dengan peninjauan stan BUMDES Desa Linggamulya.